Jul 13, 2010

Naiknya TDL Lemahkan Daya Saing Nasional

JAKARTA –- Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) ditengarai bakal semakin melemahkan daya saing industri dalam negeri, terutama sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dalam menghadapi pasar bebas ASEAN-China (ACFTA). Terlebih tarif listrik kita selama ini sudah termahal se-ASEAN. 

“Harusnya yang dilakukan pemerintah adalah mensubsidi listrik agar daya saing nasional kita meningkat. Bukan malah menaikkan tarif dasar listrik,” kata Aria Bima, Wakil Ketua Komisi VI (Perdagangan dan Industri) DPR RI.




 Selain itu, menurut Aria Bima, pemerintah masih bisa menghindari kenaikan tarif listrik asal menerapkan kebijakan domestic market obligation (DMO) untuk menjamin pasokan gas bagi PLN. Sebab sebagian besar pembangkit listrik kita menggunakan gas. Hanya kebutuhan gas ini tidak terjamin pasokannya.


“Akibat tidak bisa memenuhi kebutuhan gasnya, PLN terpaksa menggunakan solar (BBM) yang mengakibatkan inefisiensi biaya produksi listrik sebesar Rp 50 triliun per tahunnya. Inilah yang mengakibatkan harga listrik Indonesia menjadi sangat mahal dan tidak kondusif untuk mendukung daya saing nasional,” kata Aria Bima.


Akan tetapi, kata Aria Bima, pilihan untuk menerapkan DMO tersebut tidak dilakukan pemerintah dan gas kita justru dijual ke luar negeri. Pemerintah lebih suka mengalihkan beban produksi listrik ke pundak rakyat, dengan jalan menaikkan tarif dasar listrik.


Kenaikan tarif dasar listrik yang mengikuti mekanisme pasar menurut Aria Bima juga bertentangan dengan konstitusi. Sebab UUD 1945 mengamanatkan bahwa sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak, seperti listrik, sengaja dikuasai oleh negara untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ironisnya, apa yang terjadi di Indonesia, listrik dikuasai negara justru dengan hasil akhir yang memberatkan rakyat.


“Ini bukan masalah monopoli, tetapi inefisiensi. Listrik di China dikelola negara bisa murah. Mengapa kita justru sangat mahal?” katanya. []


Keterangan: dimuat suaramerdeka.com.




No comments: