Jan 6, 2012

Mobil Esemka Fenomena Luar Biasa

Mobil Esemka yang dipakai sebagai mobil dinas Walikota Solo Joko Widodo (Foto: http://oto.detik.com/readfoto/2012/01/04/141422/1806537/647/1/mengenal-model-mobil-esemka) .
SEMARANG, KOMPAS.com - Perbincangan tentang mobil Esemka yang dibuat dan dirakit siswa SMK Solo terus menjadi topik menarik. Anggota DPR, Aria Bima, menegaskan munculnya mobil Esemka harus bisa dijadikan momentum untuk memproduksi mobil nasional.  

"Fenomena mobil Esemka ini sangat luar biasa. Belum diproduksi secara massal saja sudah banyak di pesan," ujar Aria Bima, anggota Komisi VI DPR yang membidangi BUMN, perdagangan, dan perindustrian, dalam keterangan pers, Kamis (5/11/2012) malam.

Menurut Aria Bima, sudah saatnya Indonesia berdikari dalam memenuhi kebutuhan mobil dan motor dalam neegri. Melihat potensi pasarnya, industri mobil dan sepeda motor nasional patut dijadikan industri strategis.

"Terlebih lagi jika benar dalam beberapa hari saja mobil Esemka, bikinan kolaborasi siswa-siswa SMK Solo ini, telah mendapat pesanan hingga 10.000unit," paparnya.

Persoalan mobil nasional tersebut kini tergantung kemauan politik pemerintah. Sebab selama ini sejumlah BUMN telah sanggup memproduksi alat transportasi yang lebih canggih.
Misalnya PT Pindad membuat barakuda dan panser. PT Inka membuat lokomotif dan gerbong kereta api. PT Dirgantara Indonesia (DI) memproduksi helikopter dan pesawat terbang.  

"Masalahnya, tinggal mau membuat industri mobil nasional atau tidak. Dari segi potensi pasar, industri mobil lebih menjanjikan daripada pesawat. Toh pesawat produksi PT DI harus ditukar beras ketan Thailand, agar laku dijual. Sementara Esemka sudah inden ribuan ketika belum diproduksi massal," ujarnya.


Pemerintah, ungkap Aria, seharusnya bisa memanfaatkan sinergi lintas BUMN untuk merealisasikan industri mobil nasional. Sinergi tersebut tidak harus dalam aspek produksi, melainkan lebih penting dalam aspek pendanaan dan pemasaran.

Adapun bank-bank BUMN bisa membentuk konsorsium untuk pendanaan. Seluruh BUMN yang ada bisa menyerap produksi mobil nasional sebagai kendaraan operasional. Bahkan jika perlu, pemerintah dapat membentuk BUMN mobil nasional, untuk memproduksi mobil nasional secara massal.

Ide membuat BUMN mobil nasional lebih realistis, ketimbang rencana menteri BUMN membentuk BUMN properti yang ditulangpunggungi oleh PT Kereta Api (KA).
BUMN mobil nasional, menurut Aria, bisa melibatkan PT Pindad, PT Inka (Industri Kereta Api), PT Krakatau Steel, PT Dirgantara Indonesia, dengan dukungan bank-bank BUMN. Apalagi, PT Inka sekarang ini sebenarnya juga tengah mengembangkan prototipe mobil nasional dengan merek Gea.  

"Jika pemerintah bisa memproduksi massal mobil nasional dalam dua tahun sisa masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ini akan menjadi kado penutup pemerintahan SBY yang selama 8 tahun ini belum pernah menghasilkan prestasi yang monumental, kecuali pencitraan," ungkapnya.

No comments: